Sabtu, 17 Oktober 2015

geomorfologi kalimantan



GEOMORFOLOGI REGIONAL PULAU KALIMANTAN
TUGAS MATA KULIAH GEOMORFOLOGI INDONESA

DI SUSUN OLEH
HAMALNA FITRI
2014-133-100
KELAS : 3C
DOSEN PEMBIMBING : NURANISA,M.Pd
PENDIDIKAN GEOGRAFI



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNUVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2015



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kalimantan dalam pengertiannya adalah Kalamantan / Calémantan /  Kalémantan / Kelamantan / Kilamantan / Klamantan/Klémantan / K'lemantan / Quallamontan) adalah pulau terbesar ketiga di dunia yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi. Pulau Kalimantan dibagi menjadi wilayah Brunai, Indonesia (dua per tiga) dan Malaysia (sepertiga). Pulau Kalimantan terkenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau ini.
Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut dengan Borneo, sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya mengacu pada wilayah Indonesia
1.2  Rumusan Masalah
1.      Letak, luas dan batas pulau Kalimantan ?
2.      Bagaimana kondisi iklim dan hidrologi di pulau Kalimantan ?
3.      Bagaimana keadaan tanah di pulau Kalimantan ?
4.      Bagaiamana fisiografi dan morfologi pulau Kalimantan ?
1.3  Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuan dari pembuatan maklah ini yaitu untuk ?
1.      Mendeskripsikan tentang letak, luas dan batas pulau Kalimantan.
2.      Mengetahui kondisi iklim dan hidrologi di pulau Kalimantan.
3.      Menggambarkan tentang keadaan tanah di pulau Kalimantan.
4.      Mengetahui fisigrafi dan morfologi pulau Kalimantan.











BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Letak, Luas dan Batas


Topografi Kalimantan
Geografi
Lokasi
Koordinat
Kepulauan
Wilayah
743,330 km²
Titik tertinggi
Kinabalu 4,095 m
Administrasi
Distrik
Provinsi
Negara bagian
Demografi
Populasi
16 juta (2000)
Kepadatan
22/km²/km²

Wilayah pulau Kalimantan dalam wilayah Republik Indonesia, terletak diantara 40 24` LU - 40 10` LS dan anatara 1080 30` BT - 1190 00` BT dengan luas wilayah sekitar 535.834 km2. Berbatasan langsung dengan negara Malaysia (Sabah dan Serawak) di sebelah utara yang panjang perbatasannya mencapai 3000 km mulai dari proinsi Kalimanatan Barat sampai dengan Kalimantan Timur. Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara Pulau Jawa, sebelah timur Selat Malaka, sebelah barat Pulau Sulawesi dan sebelah selatan Filiphina.
Luas pulau Kalimantan adalah 743.330 km². Pulau Kalimantan dikelilingi oleh Laut Cina Selatan di bagian barat dan utara-barat, Laut Sulu di utara-timur, Laut Sulawesi dan Selat Makassar di timur serta Laut Jawa dan Selat Karimata di bagian selatan. Gunung Kinabalu (4095 m) yang terletak di Sabah, Malaysia ialah lokasi tertinggi di Kalimantan. Selain itu terdapat pula Gunung Palung, Gunung Lumut, dan Gunung Liangpran. Sungai-sungai terpanjang di Kalimantan adalah Sungai Kapuas (1143 km) di Kalimantan Barat, Indonesia, Sungai Barito (880 km) di Kalimantan Tengah, Indonesia, Sungai Mahakam (980 km) di Kalimantan Timur, Indonesia, Sungai Rajang (562,5 km) di Serawak, Malaysia. Jalan Nasional RI di Kalimantan sepanjang 6.075,97 km yang secara umum dengan kondisi mantap baru mencapai 77%.
A.    Kalimantan barat

Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi dindonesia yang terletak di Pulau kalimantan dan beribukotakan Pontianak. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Pulau Kalimantan barat merupakan satu-satunya wilayah propinsi di Indonesia yang paling panjang dilalui oleh garis khatulistiwa. Garis lintas 0° itu persis di atas kota Pontianak, ibukota propinsi ini, dan karena itu pula Pontianak dikenal sebagai Kota Khatulistiwa. Ibu kota Kalimantan Barat adalah kota Pontianak. Wilayah Propinsi Kalimantan Barat terletak di atara 2° 8' LU dan 3° 05 LS, 108° 0' dan 114° 10 BT.
B.     Kaliamntan selatan

Kalimantan Selatan secara geografi terletak di sebelah selatan pulau Kalimantan dengan luas wilayah 37.530,52 km2 atau 3.753.052 ha. Propinsi Kalimantan Selatan dengan ibukotanya Banjarmasin terletak di sebelah selatan pulau Kalimantan dengan batas-batas: sebelah barat dengan propinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat Makasar, sebelah selatan dengan Laut Jawa dan di sebelah utara dengan propinsi Kalimantan Timur. Propinsi Kalimantan Selatan secara geografis terletak di antara 114 19" 33" BT - 116 33' 28 BT dan 1 21' 49" LS 1 10" 14" LS, dengan luas wilayah 37.377,53 km² atau hanya 6,98 persen dari luas pulau Kalimantan.
C.     Kaliamantan tengah

Kalimantan Tengah adalah salah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibukotanya adalah Kota Palangka Raya. Kalimantan Tengah memiliki luas 157.983 km² dan berpenduduk sekitar 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan ( hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010 ). Provinsi Kalimantan Tengah secara geografis terletak antara 0o 45 Lintang Utara, 3o 30 Lintang Selatan dan 111o Bujur Timur. Batas wilayah dari provinsi ini adalah sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, disebelah Timur dengan Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, di Selatan dengan Laut Jawa dan di sebelah Barat dengan Provinsi Kalimantan Barat.

2.2 Kondisi Iklim dan Hidrologi Pulau Kalimantan
1)      Kondisi iklim
Kalimantan terletak di katulistiwa dan memiliki iklim tropis dengan suhuyang relatif konstan sepanjang tahun, yaitu antara 25 0-35 0 C di dataran rendah.Tipe vegetasi tidak hanya ditentukan oleh jumlah curah hujan tahunan juga olehdistribusi curah hujan sepanjang tahun. Dataran rendah di sepanjang gariskatulistiwa yang mendapat curah hujan minimum 60 mm setiap bulan dapatmendukung hutan yang selalu hijau (Holdridge 1967). Semua bagian Borneo terletak di daerah yang selalu basah sepanjang tahun.Kalimantan Menurut Dr. A.H. Schmit dan Ir. J.H.A. Ferfuson dalam verhandelingen no. 42 dari Jawatan Meteorologi dan Geofisika, iklim di Kalimantan masuk dalam tipe A dan sebagian tipe B.Tipe A adalah iklim yang mempunyai 12 bulan penghujan dalam setahun, yaitu bulan yang hujannya lebih dari 100 mm. Sementara tipe B adalah iklim yang memiliki 10-11 bulan penghujan dalam setahun dengan 1-2 bulan kemarau.Sementara menurut Dr. Mohr, iklim di Kalimantan termasuk tipe I dan IA. Tipe I tidak mempunyai bulan kemarau sementara tipe IA mempunyai 1-2 bulan kemarau. Menurut alamnya, iklim dari tipe-tipe di atas ditumbuhi hutan hujan tropis.
2)      Hidrologi
Kondisi air dan perairan di pulau Kalimantan meliputi perairan umum (sungai, danau, dan lain-lain) dan perairan laut. Persediaan air tanah di Kalimantan cukup tinggi dengan turunnya hujan sepanjang tahun dan keadaan dalam yang berupa hutan.
Kalimantan merupakan pulau yang memiliki lahan gambut yang sangat luas, kondisi hidrologi Kalimantan umumnya sangat dipengaruhi oleh lahan gambut, karena hutan rawa gambut dalam kondisi murni air tawar memiliki karakteristik kimiawi yang khas. Airnya sangat asam (pH 3,0-4,5) dan unsur hara yang sangat rendah, karena tidak ada nutrisi atau komponen penyangga yang dapat mengalir masuk dari luar area gambut tersebut. Tanah gambut dalam kondisi yang tak terganggu itu mengandung 80-90 persen air. Karena kemampuannya untuk menyimpan air dalam jumlah besar itu, hutan rawa gambut berperan penting dalam mengurangi banjir dan menjamin pasokan air yang berkelanjutan.
Besarnya pengaruh pasang dan curah hujan yang tinggi terutama terjadi pada daerah-daerah pinggiran sungai. Besarnya pengaruh pasang surut ini berkisar antara 1-2 meter. Potensi hidrologi di Kalimantan merupakan faktor penunjang kegiatan ekonomi yang baik. Selain banyak danau-danau yang berpotensi sebagai sumber penghasil perikanan khususnya satwa ikan langka, da hal ini perlu dioptimasikan agar punya nilai ekonomis namun tetap menjaga fungsi dan peran danau tersebut. Sejumlah sungai besar merupakan urat nadi transportasi utama yang menjalarkan kegiatan perdagangan hasil sumber daya alam dan olahan antar wilayah dan eksport-import.Sungai-sungai di Kalimantan ini cukup panjang dan yang terpanjang adalah sungai Kapuas (1.143 km) di Kalbar dan dapat menjelajah 65 % wilayah Kalimantan Barat.  Pencemaran sungai dikarenakan pembalakan hutan, buangan limbah industri tanpa perlakukan, limbah rumah tangga dan limbah dari penambangan emas tanpa izin telah menyebabkan alur perairan menjadi bahaya bila digunakan untuk keperluan ruamah tangga dan menyebabkan kerugian berupa sebagian sumber daya perikanan. Potensi pertambangan banyak terdapat di pegunungan dan perbukitan di bagaian tengah dan hulu sungai. Deposit pertambangan yang cukup potensial adalah emas, mangan, bauksit, pasir kwarsa, fosfat, mika dan batubara. Tambang minyak dan gas alam cair terdapat di dataran rendah, pantai, dan ”off sore”. Kegiatan pertambangan ini seringkali menimbulkan konflik dengan pemanfaatan ruang lainnya yaitu dengan kehutanan, perkebunan, dan pertanian. Oleh karenanya optimasi pemanfaatan SDA agar tidak hanya sekedar mengejar manfaat ekonomi.

2.3 Keadaan Tanah di Pulau Kalimantan
Tanah-tanah di Kalimantan adalah tanah yang sangat miskin, sangat rentan dan sangat sukar dikembangkan untuk pertanian. Lahan daratan memerlukan konservasi yang sangat luas karena terdiri dari lahan rawa gambut, lahan bertanah asam, berpasir, dan lahan yang memiliki kelerengan curam. Kalimantan dapat dikembangkan, tetapi hanya dalam batas-batas ekologis yang agak ketat dan dengan kewaspadaan tinggi.
Para Ahli agronomi sepakat bahwa tanah-tanah di Kalimantan adalah tanah yang sangat miskin, sangat rentan dan sangat sukar dikembangkan untuk pertanian.
Tanah di atas bagian utama Kalimantan tengah dan Kalimantan timur laut adalah ultasol (acrisol). Tanah yang mengalami pelapukan sangat berat ini membentuk jenis tanah podsolik merah-kuning di sebagian besar daratan Kalimantan yang bergelombang. Tanah histosol, nonmineral atau tanah yang terutama tersusun atas bahan organik disebut gambut, mencakup daerah yang luas di dataran rendah Kalimantan. Tanah ini semula berupa dataran aluvial berbatu di rawa.
Jenis tanah entisol berasal dari batuan yang lebih muda dan kurang berkembang. Fluvent dan aquents (tanah aluvial) terdapat di dataran-dataran banjir pada lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari tanah aluvial secara berkala. Tanah aluvial yang lebih baru ini umumnya lebih subur dari pada lereng-lereng sekitarnya, tetapi tidak sesubur tanah aluvial laut atau abu vulkanik. Tanah-tanah aluvial di dataran tepi sungai di Kalimantan adalah tanah- tanah yang paling subur dan merupakan habitat yang mudah dikelola.
Jenis-jenis tanah di pulau Kalimantan
a.       Tanah Gambut (Organosol)
Ciri-cirinya :
·         Tanahnya kurang subur
·         Terbentuk dari bahan-bahan organik
·         Tdk berasal dr pelapukan batuan
b.      Tanah Laterit
Ciri-cirinya :
·         Warnanya kekuning-kuningan sampai merah
·         Tanahnya tidak subur
·         Tanahnya tandus
Tanah di pualu Kalimantan tanahnya kurang subur, kecuali daerah Dekat aliran sungai di tepi pantai (Yang terdiri dari tanah aluvial)




2.4 Fisiografi dan Morfologi Pulau Kalimantan
1.      Fisiografi
Menurut Bemmelen (1949) pulau Kalimantan dibagi menjadi beberapa zona fisiografi, yaitu :
a)      Blok Schwaner yang dianggap sebagai bagian dari dataran Sunda,
b)      Blok Paternoster, meliputi pelataran Paternoster sekarang yang terletak dilepas Pantai Kalimantan Tenggara dan sebagian di dataran Kalimantan yang dikenal sebagai sub cekungan Pasir,
c)      Meratus Graben, terletak diantara blok Schwaner dan Paternoster, daerah ini sebagi bagian dari cekungan Kutai,
d)      Tinggian Kuching, merupakan sumber untuk pengendapan ke arah Barat laut dan Tenggara cekungan Kalimantan selama Neogen. Cekungan-cekungan tersebut antara lain:
Ø  Cekungan Tarakan, yang terletak paling Utara dari Kalimantan Timur. Disebelah Utara cekungan ini dibatasi oleh “Semporna High”,
Ø  Cekungan Kutai, yang terletak sebelah Selatan dari Tinggian Kuching yang merupakan tempat penampungan pengendapan dari Tinggian  Kuching selama Tersier. Cekungan ini dipisahkan oleh suatu unsur Tektoniok yang dikenal sebagai Paternoster Cross Hight dari cekungan Barito.
Secara fisiografis, daerah kerja praktek PT. Pertamina EP UBEP Tanjung, termasuk ke dalam Cekungan Barito bagian timur, yang dibatasi oleh Pegunungan Schwaner pada bagian bagian barat, Pegunungan Meratus pada bagian timur dan Cekungan Kutai pada bagian utara (Gambar 3.1). Cekungan Barito meliputi daerah seluas 70000 kilometer persegi di Kalimantan Selatan bagian tenggara dan terletak di sepanjang batas tenggara Lempeng Mikro Sunda. Cekungan Barito merupakan cekungan bertipe foreland yang berumur Tersier, berhadapan langsung dengan Pegunungan Meratus (Satyana dan Silitonga, 1994).
Di bagian utara, Cekungan Barito dipisahkan dengan Cekungan Kutai oleh Sesar Adang. Sedangkan di bagian timur dipisahkan dengan Cekungan Asem-asem oleh Tinggian Meratus yang memanjang dari arah Baratdaya samapi Timurlaut. Di bagian selatan merupakan batas tidak tegas dengan Cekungan Jawa Timur Utara dan di bagian barat berbatasan dengan Komplek Schwaner yang merupakan basement.
Suatu penampang melintang melalui Cekungan Barito memperlihatkan bentuk cekungannya yang asimetrik. Hal ini disebabkan oleh adanya gerak naik ke arah barat dari Pegunungan Meratus. Sedimen-sedimen Neogen ditemukan paling tebal sepanjang bagian timur Cekungan Barito, yang kemudian menipis ke arah barat.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg12-63PLWwpT97x940UhD3fcx1_kHBfc_gzJ10HqtIsR_PKFTM8fQSsAGlObB5pwxH8BZUUK3V1dRAsNj5CWwx0IddvKRj7dy3fmhpl24oNcw24WznOzTJYyNp44n4oTSVRkel3LRJd4RP/s640/cekungangeo.JPG

Formasi Tanjung merupakan batuan sedimen Tersier tertua yang terdapat di Cekungan Barito bagian timur. Cekungan Barito di daerah ini dialasi oleh batuan sedimen Kelompok Pitap, batuan vul­kanik Kelompok Haruyan, Formasi Batununggal dan Paniungan, Granit Belawaian, dan batuan ul­trabasa (Heryanto dan Hartono, 2003). Cekungan ini, sebagai salah satu cekungan tempat beraku­mulasinya sumber daya energi, memiliki endapan batubara dengan sebaran yang sangat luas.


2.      Morfologi  pulau Kalimantan
Morfologi Kalimantan dibedakan menjadi 3 yaitu : Pegunungan, Dataran, dan Rawa.
a)      Karakteristik geosfer Pegunungan
Pegunungan di Kalimantan berpusat di tengah tengah pulau. Gunung yang tertinggi di Kalimantan adalah Kongkemul (2053 m), yang lebih tinggi di Kalimantan Utara (Malaysia Timur) seperti Gunung Kinibalu (4175 m), Limbakauh (2300 m), Murud (2260 m) dan Gunung Mulu (3000 m). Batas antara Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur dan Pegunungan Kapuas Hulu dengan Pegunungan Muller terbentang dataran rendah Kapuas yang semakin meluas ke arah pantai. Di antara Pegunungan Muller dan Schwaner dengan Pegunungan Meratus terbentang dataran rendah sungai sungai yang mengalir ke selatan. Akhirnya di sebelah Timur terdapat dataran rendah Sungai Mahakam.
Pegunungan utama sebagai kesatuan ekologis di Kalimantan  adalah Pegunungan Muller, Schwaner, Pegunungan Iban dan Kapuas Hulu serta dibagian selatan Pegunungan Meratus.
·         Batuan
Pegunungan yang membujur dari barat daya ke timur laut di bagian utara, dan berawal di Meratus di bagian selatan, terdiri dari batuan Pretertier dan berhubungan dengan antiklinorium Samarinda. Rangkaian pegunungan Pegunungan Kapuas Hulu dan Iran tersusun dari batuan marin Pre Tertier dan Tertier Bawah yang terlipat secara intensif serta menekan ke arah barat laut. Pegunungan Muller terdiri atas Basin Melawi dengan fasies air payau Tertier Bawah.
·         Tanah
Di pegunungan Maratus, terdapat tanah yang paling lapuk yaitu exisol, didominasi oleh liat yang mempunyai sedikit mineral yang terdapat lapuk dan menghasilkan sedikit hara tanaman. Jenis tanah ini terdapat diatas batuan ulta basa.
·         Air
Keberadaan air di pegunungan sangat banyak, karena banyak tersimpan pada hutan-hutan yang terdapat di pegunungan. Selian itu, air tersimpan pada kedalaman yang relatif dangkal sehingga mudah untuk dimanfaatkan untuk segala kebutuhan.
·         Penggunaan lahan
Potensi pertambangan banyak terdapat di pegunungan dan perbukitan di bagaian tengah dan hulu sungai. Deposit pertambangan yang cukup potensial adalah emas, mangan, bauksit, pasir kwarsa, fosfat, mika dan batubara. Tambang minyak dan gas alam cair terdapat di dataran rendah, pantai, dan lepas pantai.
Kegiatan perkebunan pada umumnya berada pada wilayah di perbukitan dataran rendah. Perkebunan yang potensi dan berkembang adalah : sawit, kelapa, karet, tebu dan perkebunan tanaman pangan.
b)      Karakteristik  geosfer Dataran
·         Batuan
Kondisi batuan di dataran yang meliputi kawasan yang luas di bagian tengah, timur dan selatan Kalimantan tersusun dari batuan endapan seperti batu pasir dan batu sabak. Selain formasi yang lebih tua di Kalimantan Barat, kebanyakan formasi sedimen relatif muda dan mencakup batu bara dan batuan yang mengandung minyak bumi. Bagian selatan Kalimantan terutama tersusun dari pasir keras yang renggang dan teras kerikil yang sering dilapisi oleh timbunan gambut muda yang dangkal dan kipas aluvial yang tertimbun karena luapan sungai.
·         Tanah
Tanah-tanah di Kalimantan adalah tanah yang sangat miskin, sangat rentan dan sangat sukar dikembangkan untuk pertanian. Lahan daratan memerlukan konservasi yang sangat luas karena terdiri dari lahan rawa gambut, lahan bertanah asam, berpasir, dan lahan yang memiliki kelerengan curam. Kalimantan dapat dikembangkan, tetapi hanya dalam batas-batas ekologis yang agak ketat dan dengan kewaspadaan tinggi.
Tanah di atas bagian utama Kalimantan tengah dan Kalimantan timur laut adalah ultasol (acrisol). Tanah yang mengalami pelapukan sangat berat ini membentuk jenis tanah podsolik merah-kuning di sebagian besar daratan Kalimantan yang bergelombang. Tanah histosol, nonmineral atau tanah yang terutama tersusun atas bahan organik disebut gambut, mencakup daerah yang luas di dataran rendah Kalimantan. Tanah ini semula berupa dataran aluvial berbatu di rawa.
Jenis tanah entisol berasal dari batuan yang lebih muda dan kurang berkembang. Fluvent dan aquents (tanah aluvial) terdapat di dataran-dataran banjir pada lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari tanah aluvial secara berkala. Tanah aluvial yang lebih baru ini umumnya lebih subur dari pada lereng-lereng sekitarnya, tetapi tidak sesubur tanah aluvial laut atau abu vulkanik. Tanah-tanah aluvial di dataran tepi sungai di Kalimantan adalah tanah- tanah yang paling subur dan merupakan habitat yang mudah dikelola.
·         Air
Ketersediaan air di Kalimantan cukup banyak. Hal itu karena Klimantan berada di garis Khatulistiwa dengan hujan yang turun sepanjang tahun, dan kawasan hutan yang masih luas sehingga ketersediaan air tetap terjaga. Di dataran, air mudah diambil karena kondisinya yang relatif dangkal dan banyak terdapai sungai, danau dan rawa.
·         Penggunaan lahan
Penggunaan lahan di dataran banyak digunakan untuk kawasan hutan, baik hutan lindung ataupun hutan produksi, dan perkebunan. Selain itu, beberapa lahan kering di manfaatkan utuk pertanian.
c)      Karakteristik geosfer Rawa
Kawasan lahan rawa di Kalimantan umumnya dipengaruhi oleh sungai-sungai baik sungai ukuran besar dan panjang maupun sungai ukuran kecil. Kalimantan Timur umumnya dipengaruhi oleh sungai Mahakam yang bermuara langsung ke laut, dan jangkauan sungai ini sangat luas, dan untuk ke wilayah lainnya dihubungkan oleh sungai-sungai yang lebih kecil maupun anak sungai. Kalimantan Selatan kawasan lahan rawanya umumnya dipengaruhi oleh sungai Barito yang juga bermuara ke laut, sedangkan sungai-sungai ukuran kecil lainnya yang bermuara ke sungai Barito, sedangkan Kalimantan Tengah oleh sungai Kahayan, Kapuas, Murung dan sungai-sungai lainnya.
·         Tanah
Tanah hydraquents terdapat di rawa pasang surut Kalimantan dengan ciri tanah ini muda, lunak, berlumpur dan belum berkembang. Tanah sulfaquents umumnya terdapat bersama-sama dengan hydraquents. Tanah-tanah yang tersalir buruk ini sangat terbatas untuk tanah pertanian, karena mengandung pirit, yang jika dikeringkan akan menimbulkan kondisi yang sangat masam dengan kadar besi dan aluminium sulfat yang cukup tinggi, sehingga bersifat beracun. Tanah asam sulfat ini terdapat di daerah Pulau Petak, Kalimantan Selatan.
·         Air
Kondisi air di daerah rawa dalam kondisi murni air tawar memiliki karakteristik kimiawi yang khas yaitu airnya sangat asam (pH 3,0-4,5). Keberadaan air di daerah rawa dipengaruhi oleh sungai-sungai di sekitarnya. Lahan gambut ini mampu menyerap air dan menyimpannya dalam jumlah yang banyak sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya banjir.
·         Penggunaan lahan
Penggunaan lahan lahan di daerah rawa apabila musim kemaran/kering di jadikan sebagai pertanian, yaitu untuk menanam padi jenis tertentu yang memiliki daya toleran terhadap lahan gambut. Selain itu, di daerah rawa banyak ditanami mohon bakau untuk mencegah terjadinya banjir.














BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wilayah pulau Kalimantan dalam wilayah Republik Indonesia, terletak diantara 40 24` LU - 40 10` LS dan anatara 1080 30` BT - 1190 00` BT dengan luas wilayah sekitar 535.834 km2.
Kalimantan memiliki iklim tropis dengan suhuyang relatif konstan sepanjang tahun, yaitu antara 25 0-35 0 C di dataran rendah, Persediaan air tanah di Kalimantan cukup tinggi dengan turunnya hujan sepanjang tahun dan keadaan dalam yang berupa hutan. Tanah di pualu Kalimantan tanahnya kurang subur, kecuali daerah Dekat aliran sungai di tepi pantai (Yang terdiri dari tanah aluvial). Morfologi Kalimantan dibedakan menjadi 3 yaitu : Pegunungan, Dataran, dan Rawa.
3.2 Saran
Disini penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca karena makalah kami ini belum sempurna, semoga pembaca dan pendengar dapat memahami tentang Pulau Kalimantan.